CATATAN
SEJARAH JAMU INDONESIA
(The Written Records of Jamu)
Di
samping bukti sejarah berupa artefak yang tersimpan dalam Museum Nasional
Jakarta, catatan tertulis mengenai sejarah jamu dari berbagi sumber memastikan
adanya penggunaan herba dan tanaman obat sebagai pengobatan di Indonesia.
Catatan sejarah mengenai jamu dapat ditemukan pada beberapa sumber di bawah
ini:
CANDI BOROBUDUR
Candi
Borobudur yang termashur di bangun oleh kerajaan Syailendra di tahun 800 – 900
Masehi didekat Yogyakarta Jawa Tengah. Beberapa relief pada candi ini
menggambarkan pohon Kalpataru – sebuah pohon mitoligis yang kekal abadi – di
mana daun-daunnya dan bahan-bahan lain sedang digiling untuk membuat obat herba bagi perawatan
kesehatan dan kecantikan wanita.
SERAT KAWRUH BAB JAMPI-JAMPI
Ini
merupakan satu di antara dua catatan yang tersimpan di perpustakaan Keraton
Surakarta. Serat Kawruh Bab Jampi-Jampi bisa jadi merupakan informasi yang
paling sistimatis tentang jamu. Di kitab ini tercatat 1.734 resep jamu yang
terbuat dari herba alami berikut rekomendasi penggunaan dan dosisnya. Juga
termasuk 244 catatan berupa doa dan bentuk simbol-simbol yang
rupanya digunakan sebagai mantera atau jimat ampuh untuk menyembuhkan penyakit
yang disebabkan oleh kekuatan ghaib atau melindungi pasien dari ilmu hitam
SERAT CENTHINI
Serat
Centhini merupakan kitab lainnya yang tersimpan di perpustakaan Keraton
Surakarta. Buku ini dibuat oleh salah seorang putera Kanjeng Sinuhun Sunan
Pakubuwono IV yang pada saat itu memerintah kerajaan Surakarta di periode 1788
– 1820 Masehi. Putera sang raja ini memerintahkan 3 bawahannya untuk
mengumpulkan semua informasi ilmu pengetahuan tentang budaya Jawa yang
berkaitan dengan aspek spiritual, bahan-bahan, ilmiah dan keagamaan. Hasilnya
berupa laporan sebanyak 12 jilid dengan 725 stanza.
Walaupun
isi kitab ini tidak semuanya berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan
penyakit, namun tampaknya sebagian besar isinya berkaitan dengan masalah
seksual serta sejumlah nasihat dan obat untuk berbagai penyakit. Bagaimanpun
Serat Centhini merupakan penjelasan terbaik tentang pengobatan penyakit di
jaman Jawa kuno, di mana selalu digunakan obat-obatan yang berasal dari alam
dan kebanyakan di antaranya mudah diberikan
CATATAN LAIN DI PERPUSTAKAAN KERATON SURAKARTA
Terdapat
banyak manuskrip atau primbon yang dikumpulkan dalam lebih dari 2.100 catatan –
yang ada di antaranya bertanggal tahun 1720 M – tersimpan di Perpustakaan
Keraton Surakarta. Catatan ini menggambarkan banyak hal dan
tertulis di atas 700.000 lembar kertas. Disamping 4 bagian yang berisi catatan
khasiat herba, ramuan dan dosis, primbon juga mengandung dokumen sejarah yang
berkaitan dengan politik, catatan pengadilan, ramalan-ramalan, puisi,
catatan-catatan moralitas, budaya dan pengetahuan mengenai erotisme, Ilmu dan
hukum Islam, lirik-lirik sufisme, skript untuk lakon-lakon wayang kulit,
peraturan pengadilan serta petunjuk praktek peramalan dan ilmu hitam.
USADA, KITAB PENYEMBUHAN
Usada
merupakan kumpulan tulisan yang berkaitan dengan
praktek pengobatan. Walaupun tanggal dan tahun catatan-catatannya belum jelas,
namun isinya tetap mengandung nilai yang tinggi bagi pengetahuan pengobatan
alami menggunakan obat-obat herba alami. Dalam banyak kasus, Usada digunakan
sebagai referensi untuk pengobatan tradisional dalam masyarakat Jawa.
MANUSKRIP LONTAR BALI
Dengan
menyebarnya pengetahuan pengobatan herbal ke seluruh Indonesia, maka banyak
kerajaan atau masyarakat menyimpan catatan-catatan yang sangat berharga ini
bagi keperluan mereka sendiri. Karena Bali terletak sangat dekat dengan Jawa,
praktek pengobatan dicatat dan ditulis pada daun lontar. Lontar adalah daun
enau yang dikeringkan dan digunakan sebagai media menulis oleh masyarakat Bali.
Banyak catatan lontar menunjukkan kesamaan antara praktek pengobatan Jawa dan
Bali.
BUKU “TANAMAN INDONESIA DAN KHASIATNYA”
TULISAN JAN KLOPPENBURG - VERSTEEGH
Nyonya Jan Kloppenburg, seorang wanita Belanda yang lahir di sebuah
perkebunan kopi yang luas di daerah Weleri, Jawa Tengah adalah penulis buku “De Indische Planten en haar Geneeskracht” atau Tanaman
Indonesia dan Khasiat Penyembuhannya. Lahir dalam tahun 1862 dan dibesarkan di
Indonesia, wanita muda ini memiliki kesempatan yang sangat bagus untuk mengenal
tanaman lokal dan menyelidiki khasiatnya. Jan Kloppenburg terinspirasi oleh
sang ibunda, Albertina, yang merawat kesehatan penduduk sekitar perkebunan.
Albertina seringkali memberikan nasihat kepada penduduk tentang bagaimana
mengobati suatu penyakit dan tanaman atau herba mana yang merupakan obat yang
paling mujarab. Kloppenburg muda seringkali menemani ibundanya saat mengunjungi
penduduk dan mencatat semua informasi yang dianggapnya penting. Setelah sang
ibunda wafat dan kemudian menikah, Jan meneruskan minatnya terhadap tanaman dan
herba Indonesia. Tulisannya dirangkum dalam buku dengan judul seperti di atas
dan diterbitkan pertama kali di awal tahun 1900. Bukunya sekarang digunakan
sebagai referensi yang tak ternilai bagi pengembangan penggunaan tanaman dan
herba di jaman modern ini.
Extracted and Translated from Susan-Jane Beers' "Jamu, The Ancient Indonesian Art of Herbal Healing" by Mimuk Bambang Irawan.
No comments:
Post a Comment